Tuesday, March 15, 2011

IsLaM iTu InDaH

"Yang lebih penting daripada ilmu ialah  pemindahan ilmu tersebut dari hati ke 
hati " 
   
  "Kita tidak minta untuk dikenali dan menjadi sesuatu, karena selagi kita 
menginginkannya, maka kita masih belum lagi sempurna" 
   
  "KedaulatanNya adalah Melalui KekekalanNya" 
  "Perjumpaan dengan para awliya meringankan beban kita 
dan kita akan merasa ringan dan gembira" , "Adalah mustahil untuk kita memahami 
diri kita. Sekurang-kurangnya kita perlu melihat cermin,  karena tiada siapapun 
yang dapat mengenali kepincangan di dalam dirinya " 
   
  Saya tidak berkata, “Ikut saya,” karena saya tahu siapa yang akan ikut 
bersama saya di Mahsyar kelak "
   
  "Keikhlasan dan Politik tidaklah serasi sebagaimana Iman dan Penipuan " 
   
  “Sudah menjadi suatu aturan yang disepakati di antara Rijal-Allah, Para 
Kekasih Allah, bahwa keragaman jalan ini adalah  diperuntukkan bagi mereka yang 
belum terhubungkan  dan mereka yang belum mencapai akhir perjalanan, dan  belum 
mendapatkan ‘amanat’-nya, sementara mereka yang telah mawsul (“sampai”) semua 
berada  pada satu jalan 
dan dalam satu lingkaran dan mereka  saling mengetahui dan mencintai satu sama 
lain”.
   
  “ Mereka akan berada di mimbar-mimbar cahaya di Hari Kebangkitan.  Karena 
itu, kita, para Murid dari jalan-jalan  Tariqah mestilah pula saling 
mengetahui, mengenal dan mencintai satu sama lain demi keridhaan Allah dan 
Nabi-Nya serta para Kekasih-Nya agar diri kita mampu memasuki cahaya penuh 
barakah tersebut dan masuk dalam lingkaran tertinggi dari suhbah persahabatan 
dan jama’ah, jauh dari furqa (perpecahan) dan keangkuhan”.
   
  “Kita telah diperintahkan untuk mencintai orang-orang suci. Mereka adalah 
para Nabi, dan setelah para Nabi, adalah para pewaris mereka, Awliya’. Kita 
telah diperintahkan untuk beriman pada para Nabi, dan iman memberikan pada diri 
kita Cinta”. 
   
  “Cinta membuat manusia untuk mengikuti ia yang dicintai. Ittiba’ bermakna 
untuk mencintai dan mengikuti, sementara Ittaat’ bermakna [hanya] untuk 
mengikuti”. “Seseorang yang taat mungkin saja mereka taat karena paksaan atau 
karena cinta, tapi tidaklah selalu karena cinta.”
   
  “ Allah Ta’ala menginginkan hamba-hamba-Nya untuk mencintai-Nya. Dan para 
hamba tidaklah mampu menggapai secara langsung cinta atas Tuhan mereka.  Karena 
itulah, Allah Ta’ala mengutus,  sebagai utusan dari Diri-Nya, para Nabi yang 
mewakili-Nya di antara para hamba-Nya.  “Dan setiap orang yang mencintai Para 
Nabi, melalui AwliyaNya maka mereka akan menggapai cinta para Nabi. Dan melalui 
cinta para Nabi, kalian akan menggapai cinta Allah Ta’ala.”
   
  “Karena itu, tanpa cinta, seseorang tak mungkin dapat menjadi orang yang 
dicintai dalam Hadirat Ilahi. Jika kalian tak memberikan cinta kalian, 
bagaimana Allah Ta’ala akan mencintai kalian?” “Namun manusia kini sudah 
seperti kayu kering, mereka menyangkal cinta. Mereka adalah orang-orang yang 
kering  tak ada kehidupan!  Suatu pohon, dengan cinta, bersemi dan berbunga di 
kala musim semi”. 
   
  “Tetapi kayu yang telah kering, bahkan seandainya tujuh puluh kali musim semi 
mendatanginya, mereka tak akan pernah berbunga. Cinta membuat alam ini terbuka 
dan memberikan buah-buahannya, memberikan keindahannya bagi manusia. Tanpa 
cinta, ia tak akan pernah terbuka, tak akan pernah berbunga, tak akan pernah 
memberikan buahnya.”
  “Jadi Cinta adalah pilar utama paling penting dari Iman. 

  Tanpa Cinta, tak akan ada Iman. Saya dapat berbicara tentang hal ini hingga 
tahun depan, tapi kalian harus mengerti, dari setetes, sebuah samudera!”