"Yang lebih penting daripada ilmu ialah pemindahan ilmu tersebut dari hati ke
hati "
"Kita tidak minta untuk dikenali dan menjadi sesuatu, karena selagi kita
menginginkannya, maka kita masih belum lagi sempurna"
"KedaulatanNya adalah Melalui KekekalanNya"
"Perjumpaan dengan para awliya meringankan beban kita
dan kita akan merasa ringan dan gembira" , "Adalah mustahil untuk kita memahami
diri kita. Sekurang-kurangnya kita perlu melihat cermin, karena tiada siapapun
yang dapat mengenali kepincangan di dalam dirinya "
Saya tidak berkata, “Ikut saya,” karena saya tahu siapa yang akan ikut
bersama saya di Mahsyar kelak "
"Keikhlasan dan Politik tidaklah serasi sebagaimana Iman dan Penipuan "
“Sudah menjadi suatu aturan yang disepakati di antara Rijal-Allah, Para
Kekasih Allah, bahwa keragaman jalan ini adalah diperuntukkan bagi mereka yang
belum terhubungkan dan mereka yang belum mencapai akhir perjalanan, dan belum
mendapatkan ‘amanat’-nya, sementara mereka yang telah mawsul (“sampai”) semua
berada pada satu jalan
dan dalam satu lingkaran dan mereka saling mengetahui dan mencintai satu sama
lain”.
“ Mereka akan berada di mimbar-mimbar cahaya di Hari Kebangkitan. Karena
itu, kita, para Murid dari jalan-jalan Tariqah mestilah pula saling
mengetahui, mengenal dan mencintai satu sama lain demi keridhaan Allah dan
Nabi-Nya serta para Kekasih-Nya agar diri kita mampu memasuki cahaya penuh
barakah tersebut dan masuk dalam lingkaran tertinggi dari suhbah persahabatan
dan jama’ah, jauh dari furqa (perpecahan) dan keangkuhan”.
“Kita telah diperintahkan untuk mencintai orang-orang suci. Mereka adalah
para Nabi, dan setelah para Nabi, adalah para pewaris mereka, Awliya’. Kita
telah diperintahkan untuk beriman pada para Nabi, dan iman memberikan pada diri
kita Cinta”.
“Cinta membuat manusia untuk mengikuti ia yang dicintai. Ittiba’ bermakna
untuk mencintai dan mengikuti, sementara Ittaat’ bermakna [hanya] untuk
mengikuti”. “Seseorang yang taat mungkin saja mereka taat karena paksaan atau
karena cinta, tapi tidaklah selalu karena cinta.”
“ Allah Ta’ala menginginkan hamba-hamba-Nya untuk mencintai-Nya. Dan para
hamba tidaklah mampu menggapai secara langsung cinta atas Tuhan mereka. Karena
itulah, Allah Ta’ala mengutus, sebagai utusan dari Diri-Nya, para Nabi yang
mewakili-Nya di antara para hamba-Nya. “Dan setiap orang yang mencintai Para
Nabi, melalui AwliyaNya maka mereka akan menggapai cinta para Nabi. Dan melalui
cinta para Nabi, kalian akan menggapai cinta Allah Ta’ala.”
“Karena itu, tanpa cinta, seseorang tak mungkin dapat menjadi orang yang
dicintai dalam Hadirat Ilahi. Jika kalian tak memberikan cinta kalian,
bagaimana Allah Ta’ala akan mencintai kalian?” “Namun manusia kini sudah
seperti kayu kering, mereka menyangkal cinta. Mereka adalah orang-orang yang
kering tak ada kehidupan! Suatu pohon, dengan cinta, bersemi dan berbunga di
kala musim semi”.
“Tetapi kayu yang telah kering, bahkan seandainya tujuh puluh kali musim semi
mendatanginya, mereka tak akan pernah berbunga. Cinta membuat alam ini terbuka
dan memberikan buah-buahannya, memberikan keindahannya bagi manusia. Tanpa
cinta, ia tak akan pernah terbuka, tak akan pernah berbunga, tak akan pernah
memberikan buahnya.”
“Jadi Cinta adalah pilar utama paling penting dari Iman.
Tanpa Cinta, tak akan ada Iman. Saya dapat berbicara tentang hal ini hingga
tahun depan, tapi kalian harus mengerti, dari setetes, sebuah samudera!”
Assalamualaikum... disini saya akan mgeluarkan plbagai jenis artikel yg saya temui... baca la dengan baik..sebelum mmbaca semua jenis artikel ni, baca lar "Bismillahirrohmanirrohim"
Tuesday, March 15, 2011
IsLaM iTu InDaH
Subscribe to:
Posts (Atom)